Indikator Kualitas Penduduk dan Pemecahan Masalah Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk adalah tingkat atau taraf kehidupan penduduk yang
berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan seperti pangan, sandang,
perumahan, kesehatan, pendidikan.
Indikator kualitas penduduk ada 3 hal :
A.
Pendidikan
Salah satu indikator dari
kualitas penduduk adalah pendidikan.
Semakin inggi tingkat pendidikan suatu
kelompok masyarakat maka kualitas penduduknya tinggi. Apabila tingkat
pendidikannya rendah maka kualitas penduduknya juga akan rendah. Di Indonesia
sendiri masalah yang berkaitan dengan pendidikan antara lain :
1.
Kualitas Guru
Guru merupakan penyampai
informasi dan pengembang karakter yang baik karena guru melakukan interaksi
langsung dengan peserta didik. Jika guru memiliki kualitas yang baik, maka
kualitas pendidikan akan meningkat karena kualitas pembelajaran juga akan
meningkat. Namun , kualitas guru di Indonesia masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. Dari sisi kualifikasi pendidikan, guru yang berpendidikan sampai S1
baru sekitar 51%. Dari sisi persyaratan sertifikasi, sekitar 70,5% guru yang
memenuhi syarat sertifikasi. Sedangkan sisanya belum memenuhi syarat
sertifikasi.
2.
Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat
mapel dan program pendididkan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggra
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberika kepada peserta
didik dalam satu periode jenjang pendidikan.Dalam sejarah pendidikan di
Indonesia, ternyata negara ini telah mengalami sekitar 10 kali perubahan
kurikulum sebelum diterapkannya kurikulum 2013. Kurikulum-kurikulum tersebut
ialah:
·
Rencana Pelajaran dalam Rencana
Pelajaran Terurai (1947)
·
Rencana Pendidikan Sekolah
Dasar (1964)
·
Kurikulum Sekolah Dasar (1968)
·
Kurikulum Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan (1973)
·
Kurikulum Sekolah Dasar (1975)
·
Kurikulum 1984
·
Kurikulum 1994
·
Revisi Kurikulum 1994
·
Rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (2004)
·
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan / KTSP (2006)
Pada tahun 2013, KTSP 2006 dinyatakan tidak berlaku lagi dan digantikan
dengan Kurikulum 2013 (KurTiLas) dalam pelaksanaannya, kurikulum 2013 menemui
banyak kendala, di antaranya sosialisasi kurikulum 2013 masih kurang sehingga
belum semua guru mendapatkan pegetahuan dan informasi yang cukup, karena itu
banyak guru dan sekolah yang belum siap menerapkan Kurikulum 2013. Penyiapan
buku siswa, buku panduan guru, dan buku dokumentasi kurikulum belum lengkap dan
belum rata dalam pendistribusiannya, padahal buku buku tersebut merupakan acuan
dalam menerapkan Kurikulum 2013.
3.
Kualitas Infrastruktur
Kualitas infrastruktur
pendidikan di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan. Masih
banyak sekolah-sekolah yang belum menerima bantuan untuk perbaikan dan
pembangunan sekolah yang rusak atau tidak layak.
Berdasarkan data Kemendiknas,
saat ini Indonesia memiliki 32,6% ruang kelas tingkat SD (Sekolah Dasar) dan
42% ruang kelas tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dalam kondisi rusak dari
berbagai provinsi di Indonesia.
4.
Kurangnya Pemerataan Kesempatan
Pendidikan
Masyarakat yang dapat mengenyam pendidikan hingga ke
perguruan tinggi didominasi oleh masyarakat kota dan masyarakat yang memiliki
tingkat pendapatan menengah ke atas. Banyak peserta didik yang harus berhenti
sekolah karena berbagai faktor, misalnya faktor geografis.
Sekolah yang terdapat di daerah terpencil biasanya hanya
sampai tingkat SMP atau SMA, bahkan ada juga yang hanya sampai tingkat SD
karena kurangnya tenaga pengajar dan terhambatnya bantuan operasional untuk
sampai ke tempat itu. Sehingga masyarakat di daerah tersebut, menyelesaikan
pendidikannya hanya sampai sekolah yang terdapat di sekitar tempat tinggal
mereka. Sangat sedikit masyarakat yang pergi ke luar daerah untuk melanjutkan
pendidikan, karena terhambat soal biaya.
Selain faktor geografis, banyak sekolah di Indonesia
belum dapat menampung banyaknya peserta didik. Akibatnya banyak peserta didik
yang tidak dapat merasakan bangku sekolah.
5.
Mahalnya Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan yang tinggi merupakan salah satu masalah
yang masih dihadapi Indonesia sampai sekarang. Padahal, pemerintah telah
menganggarkan biaya untuk pendidikan Indoensia sebesar 20% dari dana APBN.
Anggaran tersebut merupakan anggaran yang paling tinggi dari anggaran
kementrian lainnya. Dana anggaran tersebut drealisasikan dalam bentuk Kartu
Indonesia Pintar (KIP), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Dana BOS (Dana Bantuan
Operasional Sekolah), dan lain sebagainya. Namun, untuk masyarakat yang
memiliki tingkat pendapatan menengah ke bawah biasanya hanya bisa mengenyam
pendidikan hingga tingkat SMA karena bantaun tersebut hanya untuk wajib belajar 15 tahun.
Dari permasalahan permasalahan
pendidikan di atas, maka solusi yang harus di lakukan adalah:
1. Masalah
Kualitas Guru, untuk meningktkan kualitas guru maka, dapat dilakukan cara
berikut:
·
Meningkatkan
kesejahteraan bagi guru.
·
Membiayai guru
untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
·
Memberikan
berbagai pelatihan bagi guru.
2.
Masalah
pada kurikulum 2013 maka dapat dilakukan
cara sebagai berikut:
·
Pemerintah
melakukan sosialisasi tentang kurikulum 2013 agar ditambah intnsitasnya bagi
seluruh guru dan pelaksana pendidikan. Agar semua guru mampu
mengimplementasikan kurikulum 2013 stelah pembekalan.
·
Pemerintah daerah juga harus
menyediakan dana khusus APBD ntuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 dan
jangan hanya diserahkan pada kepala sekolah dan guru saja sebagai pelaksana di
lapangan.
·
Dibentuk
sebuah lembaga khusus sebagai pusat informasi
implementasi Kuriklum 2013 yang menyediakan data,informasi dan tenaga ahli yang
dapat memberikan saran dan solusi pemerintahan kurikulum.
3.
Masalah
kualitas infrastrusktur, hal hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:
·
Menyediakan
dana untuk perbaikan infrastruktur yang masih kurang di dalam dunia pendidikan.
·
Menjaga
fasilitas yang telah ada agar tidak rusak bagi yang memanfaatkan fasilitas
tersebut.
4.
Masalah
kurang meratanya kesempatan pendidikan,
·
pemerintah
Indonesia secara formal telah mengupayakan pemerataan
pendidikan Sekolah Dasar, di lanjutkan dengan wajib belajar Sembilan tahun.
·
Memberikan
beasiswa kepada siswa yang berprestasi atau dari keluarga yang kurang mampu.
·
Menyebarkan
lulusan lulusan guru ke daerah yang masih minim tenaga pendidik/pengajar.
5.
Masalah
mengenai mahalnya biaya pendidikan, dapat diatasi dengan:
·
Diperlukan
kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan untuk mengimplementasikan
anggaran pendidikan pada program pembiayaan pendidikan gratis (murah) bagi
masyarakat.
·
Di dalam dunia pendidikan (di
sekolah) harus dibersihkan dari berbagai biaya pungutan atau bahkan pungutan
liar (pungli) seperti biaya LKS,biaya ekstrakulikuler, dsb.
·
Kebijakan
dari bidang pendidikan yang menyepakati kapasitas pendidikan harus
diberhentikan / dihapus.
·
Untuk merubah mindset
masyarakat bahwa biaya sekolah itu mahal, setiap akhir tahun ajaran harus
dilakukan pertemuan wali murid untuk membahas dan menyampaikan laporan laporan
mengenai keuangan sekolah.
B.
Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar
kecilnya angka kematianbayi dan angka kematian ibu yang melahirkan. Karena kematian erat kaitannya
dengan kualitas kesehatan.
1.
Angka Kematian Bayi
Jumlah kasus kematian bayi di Indonesia turun
dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017
sebanyak 10.294 kasus.
Contoh berita
Jum'at, 25 November 2016
Pada 2016, hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat bahwa angka kematian bayi (AKB) mencapai 25,5. Artinya, ada
sekitar 25,5 kematian setiap 1.000 bayi yang lahir. Selama beberapa tahun
terakhir,
AKB Indonesia berangsur-angsur
mengalami penurunan. Bahkan, perkembangan AKB di Indonesia cukup menggembirakan
dalam waktu 20 tahun menunjukkan penurunan. Pasalnya, pada 1991 AKB pernah
mencapai angka 68.
Namun demikian, AKB di Indonesia masih termasuk tinggi dibandingkan dengan
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah di bawah 10 kematian
per 1.000 kelahiran bayi. Kematian bayi merupakan salah satu
indikator sensitif untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara dan bahkan
untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Tingginya kematian bayi pada usia
hingga satu tahun menunjukkan masih rendahnya kualitas sektor kesehatan di
negara tersebut.
Penyebab kematian pada bayi baru lahir :
a.
Bayi baru lahir mengalami
kematian ketika berusia 0-28 hari. Umumnya kematian bayi baru lahir terkait
dengan proses kehamilan dan persalinan yang salah. Misalnya bersalin di dukun
yang mana tidak didukung dengan peralatan yang memadai. Proses kehamilan yang
salah misalnya melahirkan tidak tepat waktu.Ibu sang bayi sering stress
sehingga mengganggu bayi yang di dalam perut.
b.
Karena berat lahir rendah.
c.
Bayi lahir prematur.
d.
Sesak napas dan infeks.
e.
Bayi tidak mendapatkan gizi
yang cukup.
f.
Ibu tidak mengontrol
perkembangan sang bayi. Karenakurangnya pengetahuansi ibu.
g.
Ibu mengidap virus atau
penyakit menular.
Cara
Mengatasi kematian bayi :
a. Mengadakan perbaikan gizi terutama bayi.
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
d. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti posyandu, puskesmas,
klinik, dan rumah sakit.
e. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
f. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan
lingkungan disetiap daerah.
2.
Angka Kematian Ibu yang Melahirkan
Angka kematian Ibu
di Indonesia turun dari 4.999 pada tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan
pada tahun 2017 sebanyak 1712 kasus.
Penyebab Kematian Ibu melahirkan :
a. Diakibatkan perdarahan, hipertensi yang menyebabkan terjadinya
kejang, keracunan kehamilan sehingga menyebabkan ibu meninggal.
b. 1). Terlalu Tua :
Di atas usia 35 tahun masih banyak yang melahirkan. Bukan hanya terjadi di
daerah tertinggal, terluar, dan terpencil tapi juga terjadi di kota-kota besar,
salah satunya Jakarta.
c. Faktor hormonal, kardiovaskular, dan infeksi.Penyakit
kardiovaskular yang umum adalah: penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi
(hypertensive heart disease), penyakit jantung rematik (rheumatic heart
disease), stroke, penyakit jantung bawaan.
d. Tidak mendapatkan gizi yang cukup.
e. Sang ibu mengidap penyakit menular.
Upaya untuk mengurangi
tingginya angka kematian ibu :
1. Tenaga
kesehatan diperbanyak di daerah terpencil yang memang jangkauan pelayanannya
masih dirasa kurang.
2. Melengkapi
sarana dan prasarana di bidang kesehatan. Baik fasilitas kesehatan dasar atau
rujukan.
3. Menyediakan
obat-obatan dalam setiap sistem layanan kesehatan.
4.
Meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang kehamilan.
5. Mengurangi angka pernikahan dini.
C.
Pendapatan
Tingkat
penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,
yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara
berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah dibanding dengan negara maju.
Hal ini disebabkan oleh :
1.
Pendidikan masyarakat rendah, tidak
banyak tenaga ahli, dan lain-lain
Tingkat pendidikan yang rendah membuat masyarakat
memiliki keterampilan yang terbatas. Tingkat pendidikan yang rendah dari suatu masyarakat
juga menandakan bahwa masyarakat tersebut memiliki kualitas penduduk yang
rendah. Sehingga, untuk mendapatkan ekerjaan yang bagus dengan penghasilan yang
baik akan sulit karena perusahaan akan memilih mempekerjakan tenaga kerja yang
terampil dan berpendidikan tinggi.
2.
Jumlah penduduk banyak
Jumlah penduduk yang banyak akan membuat kompetisi dalam
mencari pekerjaan menjadi lebih sulit. Banyaknya jumlah penduduk biasanya tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Sehingga untuk para pencari
kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang menjanjikan
biasanya akan menganggur atau bekerja serabutan. Hal ini lah yang membuat
pendapatan perkapita menjadi rendah.
3.
Besarnya angka ketergantungan
Angka ketergantungan adalah bamyaknya penduduk usia
non-produktif yang ditanggung oleh penduduk usia produktif. Makin besar angka
ketergantungannya, maka dapat diartikan bahwa semakin berat beban yang harus
ditanggung usia produktif di daerah tersebut. Karena penduduk usia produktif
lebih sedikit jumlahnya daripada penduduk yang berusia non produktif.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara
digolongkan menjadi 3, yaitu:
1.
Negara
kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2.
Negara
sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.000.
3.
Negara
miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Saat ini, negara
terkaya di dunia di tempati oleh Qatar dengan GDP (Gross Domestic Product) atau
produk domestik bruto mencapai US$ 129.726. Diikuti oleh uxembrug (US$
101.936), Singapura (US$ 87.082), Brunei Darussalam (US$ 79.710) dan Kuwait
(US$ 71.263).
Dampak rendahnya
tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
4.
Rendahnya
daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang
baik.
5.
Tingkat
kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak
dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Upaya-upaya
Pemecahan Permasalahan :
1.
Menekan
laju pertumbuhan penduduk
Dengan menekan laju pertumbuhan penduduk, maka jumlah
penduduk akan berkurang. Artinya, kompetisi untuk mendapatkan pekerjaan menjadi
tidak begitu ketat.
2.
Merangsang
kemauan berwirausaha
Masyarakat yang memiliki kreativitas dan kemauan yang
kuat dalam berbisnis dapat berwirausaha. Selain dapat menuangkan ide dalam hal
bisnis, dengan berwirausaha kita juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang lain. Itu berarti, kita juga ikut membantu pemerintah dalam
mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita negara.
3.
Menggiatkan
usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi
Usaha kerajinan rumah tangga dan industri biasanya akan
membutuhkan banyak pekerja. Sehingga, akan menyerap banyak tenaga kerja dan
mengurangi pengangguran.
4.
Memperluas
kesempatan kerja.
Ini adalah PR bagi pemerintah, yakni membuka lapngan
pekerjaan yang memdai untuk menampung banyaknya tenaga kerja Indonesia. Dengan
membuka lapngan pekerjaan, maka pengangguran Indonesia akan berkurang dan
pendapatan perkapita pun meningkat.
5.
Meningkatkan
GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa
sumber :
Comments
Post a Comment