"PENGERTIAN, PENYEBAB DAN PENYELESAIAN MASALAH PERSEBARAN PENDUDUK TIDAK MERATA"
A. PENGERTIAN
Persebaran penduduk secara umum adalah
bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah bentuk persebaran penduduk dengan
menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk secara administer
asi adalah bentuk persebaran penduduk menurut batas-batas wilayah
administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di
desa A atau di kecamatan B.
Persebaran penduduk di Indonesia
sendiri merupakan bentuk persebaran penduduk menurut geografis
dimana jumlah penduduk di daerah dataran tinggi lebih rendah daripada jumlah
penduduk di daerah dataran rendah.
B. FAKTOR PERSEBARAN PENDUDUK
1. Faktor
Fisiologis
Faktor ini merupakan dimana penduduk
selalu memilih tempat tinggal berdasarkan hal yang bersifat fisiologis, seperti
tempatnya yang strategis, subur, cukup air, dan sebagainya.
Misalnya: Banyak orang-orang yang menetap dan mencari uang di Pulau Jawa
meskipun mereka berasal dari luar Jawa. Hal ini disebabkan mereka yang masih menganggap
Jawa sebagai pulau strategis dalam menjalankan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
Untuk merubah hal tersebut, perlu
adanya keterlibatan pemerintah dan kesadaran para masyarakat untuk
mengembangkan potensi daerahnya, agar daerahnya lebih maju dan persebaran
penduduk di Indonesia jadi lebih merata.
2. Faktor Biologis
Faktor ini merupakan faktor persebaran
serta pertumbuhan penduduk berdasarkan tingkat kematian, kelahiran, dan angka
perkawinan.
Misalnya: Faktor pertumbuhan dan persebaran di daerah-daerah Indonesia yang
tandus akan relatif kecil. Hal ini disebabkan karena angka kematiannya yang
tinggi, sehingga jumlah penduduknya relatif kecil dan tidak bisa menyebar ke
daerah lainnya.
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Faktor ini menyatakan bahwa semakin
maju budaya dan teknologi sebuah daerah, yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran penduduk maka semakin maju pertumbuhan dan persebaran penduduknya.
Misalnya: Penduduk kota (khususnya di
Pulau Jawa) yang budaya dan teknologinya akan lebih maju baik secara karir
maupun kemajuannya. Kemajuan yang mereka alami merupakan ciri-ciri
mobilitas sosial yang menarik. Kemajuan tersebut membuat mereka
berani bekerja atau menetap di daerah lain di Indonesia bahkan ada yang
ke luar negeri.
Oleh karenanya, sektor kebudayaan
mesti diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah guna memajukan daerah
sekaligus meningkatkan pertumbuhan penduduknya. Sebab, seperti yang dijelaskan
di atas, bahwa budaya menjadi faktor penting penyebaran penduduk. selain
kebudayaan, perkembangan teknologi mesti diperhatikan agar masyarakat mampu
beradaptasi dengan zaman.
C. POLA PERSEBARAN PENDUDUK
Pola permukiman penduduk adalah
bentuk umum sebuah permukiman penduduk dan terlihat mengikuti pola tertentu.
Pola permukiman penduduk berbeda – beda di setiap daerah. Pola persebaran pemukiman penduduk dipengaruhi oleh
keadaan iklim, keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumber daya
alam yang terdapat di wilayah tersebut.
Ada tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya
dengan bentang alam, yaitu sebagai berikut:
a) Pola Pemukiman Memanjang
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa
deretan memanjang karena
mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.
1. Mengikuti Jalan
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan. Umumnya pola
pemukiman seperti ini banyak terdapat di dataran rendah yang morfologinya
landai sehingga memudahkan pembangunan jalan – jalan di pemukiman. Namun pola
ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati sarana transportasi.
Perkembangan kemajuan zaman memicu munculnya banyak jalan raya sebagai sarana
transportasi yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya yang ramai membantu
pertumbuhan ekonomi peduduk yang tinggal di sekitarnya untuk membangun
permukiman di sepanjang jalan raya.Pola permukiman linier di sepanjang jalan
raya dapat ditemukan di hampir seluruh kota di Indonesia.
2. Mengikuti rel kereta api
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri rel kereta api.
Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di daerah perkotaan terutama
di DKI Jakarta dan atau daerah padat penduduknya yang dilalui rel kereta
api. Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api biasanya hanya terkonsentrasi
di sekitar stasiun kereta api yang ramai dikunjungi orang. Rel kereta api dan
stasiun kereta api merupakan sarana vital yang mampu menghubungkan berbagai
tempat yang berjauhan, sehingga sangat banyak dikunjungi dan menarik untuk
ditinggali. Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api lazim ditemukan
di Pulau Jawa saja.
3. Mengikuti Alur Sungai
Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai.
Biasanya pola pemukiman ini terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai –
sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kehidupan penduduk. Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air
yang melimpah dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan,
misalnya sumber air dan sarana transportasi.
Permukiman penduduk di sepanjang alur sungai biasanya terbentuk di sisi
kanan dan kiri sungai dan memanjang dari hulu hingga ke hilir. Di Indonesia,
pola permukiman ini banyak ditemukan di sepanjang sungai sungai besar, seperti
Sungai Musi di Sumatra dan Sungai Mahakam di Kalimantan.
4. MengikutiGarisPantai
Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman penduduk yang bermata
pencaharian nelayan. Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti
garis pantai. Hal itu untuk memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan
ekonomi yaitu mencari ikan ke laut. Pola permukiman ini biasanya dibangun oleh
penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Pola permukiman linier
di sepanjang pantai dapat ditemukan di berbagai kawasan pantai dan desa – desa
nelayan di Indonesia.
b) Pola Pemukiman Terpusat
Pola pemukiman ini mengelompok membentuk kelompok – kelompok kecil dan
menyebar, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang
berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir. Di daerah pegunungan pola
pemukiman memusat mengitari mata air dan tanah yang subur. Sedangkan daerah
pertambangan di pedalaman pemukiman memusat mendekati lokasi pertambangan.
Penduduk yang tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki hubungan
kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan. Pola pemukiman ini sengaja dibuat
untuk mempermudah komunikasi antarkeluarga atau antarteman bekerja.
c) PolaPemukimanTersebar
Pola pemukiman tersebar terdapat di
daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah – daerah yang kurang
subur. Mata pencaharian penduduk umumnya berupa petani, peternak, dan
sebagainya. Penduduk yang tersebar ini biasanya juga membentuk kelompok –
kelompok kecil. Kelompok – kelompok tersebut merupakan rumah – rumah yang
mengelompok dan terbentuk karena mendekati fasilitas kehidupan, adanya masalah
keamanan, atau karena sikap masyarakat yang berjiwa social tinggi.
Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan
pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya
rata dan relative aman. Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk akan
tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian
penduduk pada pola pemukiman ini sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang,
perkebunan dan peternakan.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Bentuk Pola Permukiman Penduduk
1) Bentuk
permukaan bumi
Bentuk permukaan bumi berbeda – beda,
ada gunung, pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan sebagainya. Kondisi
yang berbeda secara otomatis akan membuat pola kehidupan yang berbeda, missal
penduduk pantai bekerja sebagai petani. Pola kehidupan yang berbeda akan
menyebabkan penduduk membuat permukiman yang sesuai dengan lingkungan tempat
penduduk itu berada. Bentuk muka bumi mempengaruhi pola permukiman penduduk
2) Keadaan
tanah
Keadaan tanah menyangkut kesuburan /
kelayakan tanah ditanami. Seperti kita ketahui, lahan yang subur tentu menjadi
sumber penghidupan penduduk. Lahan tersebut bisa dijadikan lahan pertanian atau
semacamnya. Karena itu, penduduk biasanya hidup mengelompok di dekat sumber
penghidupan tersebut yang biasa terlihat jelas pada penduduk desa.
3) Keadaan
iklim
Iklim memiliki unsur –
unsur di antaranya curah hujan, intensitas cahaya matahari, suhu
udara, dan sebagainya yang berbeda – beda di setiap daerah. Perbedaan iklim ini
akan membuat kesuburan tanah dan keadaan alam di setiap daerah berbeda – beda
yang tentu membuat pola permukiman penduduk berbeda pula. Sebagai contoh
penduduk di pegunungan cenderung bertempat tinggal berdekatan, sementara
penduduk di daerah panas memiliki permukiman yang lebih terbuka atau agak
terpencar.
4) Keadaan
ekonomi
Kita tentu ingin beraktifitas sehemat
– hematnya dengan tidak ingin tinggal jauh dari pusat perkantoran, sekolah, dan
pasar. Jika kita memilih rumah, tentu kita akan memilih tempat yang tepat
sebagai salah satu factor utama. Kondisi ini jelas berpengaruh terhadap pola
permukiman penduduk terutama di kota. Keadaan ekonomi membuat orang cenderung
tinggal di kota
5) Kultur
penduduk
Pola permukiman penduduk sangat
bergantung pada kemajuan dan kebutuhan penduduk itu sendiri. Jika penduduk itu
masih tradisional, pola permukimannya akan cenderung terisolir dari permukiman
lain. Permukiman di daerah tersebut hanya diperuntukkan bagi mereka yang masih
anggota suku atau yang masih berhubungan darah.
D. PENYEBAB PERSEBARAN PENDUDUK DI INDONESIA TIDAK
MERATA
Faktor – faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk yang tidak merata di
Indonesia :
1. Faktor Fisiografis
Faktor ini merupakan
faktor dimana penduduk selalu memilih tempat tinggal berdasarkan hal yang
bersifat fisiologis, seperti tempatnya yang strategis, subur, cukup air, dan
sebagainya.
Misalnya:
Banyak orang – orang yang menetap dan
mencari uang di Pulau Jawa meskipun mereka berasal dari luar Jawa. Hal ini
disebabkan mereka yang masih menganggap Jawa sebagai pulau strategis dalam
menjalankan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
2. Faktor Biologis
Faktor ini merupakan faktor persebaran
serta pertumbuhan penduduk berdasarkan tingkat kematian, kelahiran, dan angka
perkawinan.
Misalnya:
Faktor pertumbuhan dan persebaran di
daerah – daerah Indonesia yang tandus akan relatif kecil. Hal ini disebabkan
karena angka kematiannya yang tinggi, sehingga jumlah penduduknya relatif kecil
dan tidak bisa menyebar ke daerah lainnya.
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Faktor ini menyatakan bahwa semakin maju budaya dan teknologi
sebuah daerah, yang menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi persebaran
penduduk maka semakin maju pertumbuhan dan persebaran penduduknya.
Misalnya:
Penduduk kota (khususnya di Pulau
Jawa) yang budaya dan teknologinya akan lebih maju baik secara karir maupun
kemajuannya. Kemajuan yang mereka alami merupakan ciri - ciri mobilitas
sosial yang menarik. Kemajuan tersebut membuat mereka berani
bekerja atau menetap di daerah lain di Indonesia bahkan ada yang keluar
negeri.
E. DAMPAK PERSEBARAN PENDUDUK DI INDONESIA
YANG TIDAK MERATA
a) Secara
sosial daerah yang penduduknya banyak sering terjadi masalah sosial misalnya :
Pemukiman kumuh, kemiskinan dan lain-lain
b) Sedangkan
daerah yang penduduknya rendah penduduknya cenderung terisolir atau tertutup
dari dunia luar sehingga kurang bisa berkomunikasi dengan dunia luar dan tidak
bisa mengembangkan potensi mereka.
c) Secara
ekonomi jika sebaran penduduk yang tidak merata maka akan menimbulkan
terpusatnya kegiatan ekonomi pada daerah tertentu saja, misalnya kalau di
Indonesia , Pulau Jawa menjadi pusat ekonomi karena penduduknya paling padat,
sedangkan daerah lain tidak bisa berkembang karena penduduknya sedikit.
d) Selain
itu jika suatu daerah terlalu padat maka akan menyebabkan terjadinya masalah
ekonomi, misalnya pengangguran dan rendahnya tingkat pendapatan.
e) Jika
penduduk tidak merata maka upaya untuk melestarikan budaya hanya terpusat pada
daerah tertentu saja.
f) Selain itu
akan memperlambat terjadinya akulturasi dan asimiliasi antar budaya di
Indonesia, padahal kalau akulturasi dan asimiliasi antar budaya itu bisa
dipercepat maka akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
g) Secara politik akan
menimbulkan sistem politik yang tidak seimbang: misalnya Jawa mempunyai wakil
rakyat di DPR ebih banyak dari pada daerah lain, padahal dari seperti
kalimantan, Sulawesi, Papua dan Sumatera lebih luas daripada Jawa. Jadi
keterwakilan di DPR ini bisa terjadi ketimpangan.
F. CARA MENGATASI PERSEBARAN PENDUDUK DI
INDONESIA YANG TIDAK MERATA
Persebaran penduduk yang tidak merata
bisa terjadi seperti faktor yang telah dibahas di atas. Dalam
mengatasi atau memecahkan masalahnya kita dapat melakukan berbagai hal. Sebagai
berikut.
1. TRANSMIGRASI
Transmigrasi sangat di perlukan agar
penduduk di Indonesia dapat tersebar dengan rata. Transmigrasi sendiri adalah
program yang dibuat pemerintah yaitu denga memindahkan suatu penduduk dari
daerah padat ke daerah yang jarang penduduknya. Dalam hal ini pemerintah harus
bertindak dengan serius agar transmigrasi berjalan dengan lancar. Dengan cara
sebagai berikut.
a) Penyuluhan
kepada masyarakat agar tertarik untuk bertransmigrasi
b) Pembuatan
undang-undang untuk melindungi transmigran
c) Pelatihan
keterampilan untuk para transmigrasi, sehingga dalam menempati suatu daerah
mereka telah di berikan keterampilan yang dapat menunjang hidupnya.
d) Pemberian
pinjaman modal untuk memulai usaha
e) Pemberian
fasilitas kesehatan yang memadai
2. MERATAKAN PEMBANGUAN
Pembangunan dewasa ini
telah dipindah pusatkan ke timur sehingga para penduduk yang ingin membangun
usaha tertarik dan berpindah ke daerah yang jarang penduduknya untuk mencari
penghasilan. Apabila mereka telah mendapatkan penghasilan yang sesuai, mereka
akan menetap.
3. MEMBANGUN SARANA DAN PRASARANA DI DAERAH PELOSOK
Banyak orang yang enggan untuk
berpindah dari daerahya. Oleh karean itu, pemerintah harus membagun sarana dan
prasarana di daerah pelosok. Apabila sarana dan pra sarana terpenuhi maka
banyak orang yang setuju untuk mencari tempat dan pekerjaan yan baru. Misalnya
di bangunya rumah sakit, sekolah dll.
4. MEMUSATKAN INDUSTRI BESAR KE DAREAH
Pengadaan atau menempatkan suatu
industri di daerah yang jarang penduduknya agar penduduk di daerah yang padat
tertarik untuk bekerja dan menetap di daerah tersebut.Dengan ini pula kehidupan
mereka akn terjamin karena pekerjaan yang menjanjikan.
Comments
Post a Comment